You are currently viewing Warga Aceh Singkil Raup Cuan dari Lidi Sawit, Pasarnya Tembus ke Tiongkok
Sugiarto sedang membongkar muatan lidi sawit kering yang dikumpulkannya dari petani

Warga Aceh Singkil Raup Cuan dari Lidi Sawit, Pasarnya Tembus ke Tiongkok

ACEH SINGKIL, Xtrafmsingkil.com – Kelapa sawit menjadi sumber penghasilan bagi petani. Tidak hanya buahnya yang menghasilkan cuan. Akan tetapi lidi dari sawit yang biasanya menjadi limbah di kebun, kini dapat menghasilkan rupiah.

Pemanfaatan lidi sawit dilakukan oleh Sugiarto, 45 tahun, warga Desa Lae Butar Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil.

Ia mengumpulkan lidi sawit dari para petani yang tersebar di Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam.

Lidi sawit kering dibelinya dari petani seharga Rp 4.000 per kilogram. Lidi yang bagus dari bonggol hingga ujung panjangnya 90 centimeter.

“Kalau di Singkil, mulai dari Kampung Baru hingga ke Gunung Meriah sampai ke Suro hampir disetiap desa ada petani lidi sawit,” kata Sugik sapaan akrabnya saat ditemui dikediamannya di Depan Pos Pemadam Kebakaran Rimo, Selasa 20 Juni 2023

Sementara di Subulussalam, petani lidi sawit tersebar di daerah Cepu, Penanggalan dan Kecamatan Simpang Kiri.

Usahanya dinaungi UD Dani Vika Jaya dengan memanfaatkan limbah sawit untuk dijual ke Medan, Sumatera Utara.

Lidi sawit tersebut kemudian di ekspor ke Negara Pakistan, India, Vietnam dan Tiongkok.

“Infonya dibuat untuk sapu, karena kami hanya supplier disini,” ungkapnya

Dalam seminggu, Ia dapat mengumpulkan dua truk lidi sawit untuk dikirim. Satu truk berisi sekitar 5 sampai 6 ton lidi sawit kering.

“Jadi dalam sebulan bisa sampai 40 ton lidi sawit yang dikirim ke Medan,” katanya.

Dari penjualan tersebut, Ia memperoleh cuan mencapai puluhan juta rupiah dalam rentang waktu sebulan.

Ia mengungkapkan, bisnis itu dimulai bersama isterinya sejak 3 tahun yang lalu. Hingga saat ini Ia telah mempekerjakan 6 orang karyawan.

Melihat bahan baku yang melimpah, Sugik optimis Kabupaten Aceh Singkil berpotensi menjadi pengekspor lidi sawit, tidak perlu dijual ke Medan.

“Harapan ke pemerintah, hal-hal seperti ini kami minta dibantu agar disetiap kampung ada kelompok yang menggerakan petani lidi sawit,” ungkapnya.

Dengan adanya usaha ini, bisa menambah sumber penghasilan terutama bagi ibu rumah tangga.

“Dengan ribuan hektar perkebunan kelapa sawit, alangkah baiknya disini ada yang mengorganisir sehingga tidak perlu lagi dijual ke Medan, akan tetapi dari Aceh Singkil bisa langsung ekspor ke luar negeri,” pintanya.

Tak hanya lidi sawit, Ia juga menerima lidi kelapa, lidi nipah dan pucuk nipah. Bahkan brondolan sawit tak luput ia kumpulkan.

Sugik berharap kepada warga Aceh Singkil yang mayoritas petani sawit dapat melihat peluang ini. Sehingga lidi sawit yang selama ini dianggap tidak berguna, bisa bernilai ekonomi.

Share

Tinggalkan Balasan