You are currently viewing Tak Ingin Dibanjiri TKA, Kowas LSG Tolak Keikutsertaan China Dalam Investasi UEA di Pulau Banyak
Ketua Kowas-LSG, Syahyuril

Tak Ingin Dibanjiri TKA, Kowas LSG Tolak Keikutsertaan China Dalam Investasi UEA di Pulau Banyak

  • Post author:
  • Post category:Daerah
  • Post comments:0 Comments

Singkil (XTRAFMSINGKIL.COM) – Komunitas Warga Aceh Singkil-Lintas Sektor dan Generasi (Kowas-LSG) menolak rencana keikutsertaan China dalam investasi Uni Emirat Arab (UEA) di Pulau Banyak, Aceh Singkil.

Namun, Kowas-LSG sangat mendukung rencana investasi senilai Rp7,1 Triliun yang akan dilakukan oleh UEA.

“Kowas-LSG menyatakan sikap: Investasi UEA di Aceh Singkil, yess… Keikutsertaan China, No!!!,” kata Ketua Kowas-LSG, Syahyuril saat jumpa pers di Sapo Belen, Singkil, Senin 13 September 2021.

Syahyuril menjelaskan motif utama penolakan tersebut sebagai upaya untuk mengantisipasi instabilitas kondisi tenaga kerja lokal. Sebab kebijakan investasi China juga biasanya diiringi dengan pengiriman tenaga kerja.

“Hampir semua masyarakat di Indonesia banyak yang menolak orang China. Orang China yang mau didatangkan kemari seolah-olah disini tidak ada lagi tenaga kerja yang ahli, itu yang kita tolak,” bebernya.

Menurut Kowas-LSG, di Aceh Singkil masih banyak tenaga ahli yang mumpuni yang bisa terserap sebagai tenaga kerja, tidak musti mendatangkan dari China.

Kowas-LSG, lanjut Syahyuril menolak keikutsertaan Investasi China, sebab khawatir investasi berdampak pada penjajahan dari segi ekonomi.

“Orang-orang kita bisa saja tergiur kalau misalnya orang China menawar kebun di Pulau itu 4 hektar dibayar 10 miliar, artinya kita akan dijajah secara ekonomi,” ucapnya.

Disamping itu persoalan perbedaan budaya antara Indonesia khususnya warga Aceh yang sangat jauh dengan China. Kita dengan mayoritas muslim, sedang China merupakan negara komunis.

Perihal penolakan keikutsertaan China dalam Investasi UEA ini, ungkap Syahyuril sudah disampaikan terhadap Sekda Aceh Singkil, Drs. Azmi. “Bilamana ke Pemda dinilai masih kurang, kita akan sampaikan ke Pemprov dan DPR RI,” ungkapnya.

Sebagai bentuk penolakan, Kowas-LSG juga hendak membentangkan beberapa spanduk berisi penolakan keikutsertaan China dalam investasi UEA yang dipasang mulai dari di Perbatasan Suro-Subulussalam, Tugu Simpang Kanan, Rimo, Singkil Utara, Bandara Syekh Hamzah Famsuri, Tugu BPD Singkil, Pelabuhan, Kuala Baru dan di Pulau Banyak.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan Uni Emirat Arab (UEA) akan merealisasikan investasi senilai 500 juta dolar AS di Aceh Singkil dengan terus melakukan komunikasi dengan Menteri Energi dan Industri Uni Emirat Arab (UEA) Suhail Mohammed Al Mazrouei.

UEA sebelumnya dikabarkan akan berinvestasi dalam pengembangan pariwisata di Aceh. Pada awal Maret lalu, Gubernur Aceh Nova Iriansyah menandatangani kerja sama pengembangan dan investasi pariwisata dengan Murban Energy Limited, Uni Emirate Arab (UEA) yang akan dipusatkan di Pulau Banyak, Aceh Singkil.

“Ada satu proyek senilai 500 juta dolar AS yang mereka ingin investasikan dan mereka sudah meninjau dan sudah bicara. Dan saya bertelepon, tetap berkomunikasi dengan Menteri Suhail, tanggal 13, 14, 15 (September) mereka akan datang ke Indonesia lagi untuk berbagai proyek kerja sama Indonesia-Abu Dhabi,” katanya dalam sambutannya pada acara Kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia #PasarLautIndonesia di Aceh, Rabu (8/9/2021) seperti dikutip dari lamannya Antara.

Meski membawa kabar baik soal progres investasi di tanah rencong, Luhut meminta masyarakat agar tidak marah karena dalam investasi tersebut nantinya akan ada campur tangan China.

“Tapi Anda jangan marah, dia (UEA) membawa China pula untuk kemari. Dunia itu berputar, jadi kita jangan terlalu marah-marah, kenapa Indonesia ke China? Ini malah Abu Dhabi membawa CEO-nya orang China. Jadi inilah sekarang globalisasi itu,” katanya.

Luhut juga mengingatkan bahwa Indonesia tidak bisa begitu saja membatasi diri lantaran saat ini dunia sudah semakin mengglobal. Yang terpenting, lanjutnya, Indonesia tetap harus membangun ketahanan nasional.

“Ke siapa saja kita bisa berhubungan, tapi ketahanan nasional kita harus kita bangun. Kalau kita membentengi diri kita nggak boleh berhubungan, kita akan nanti kecele bahwa dunia ini sudah begitu mengglobal,” ujarnya.

Adapun beberapa pulau-pulau di Aceh Singkil yang dapat dipertimbangkan sebagai lokasi pengembangan kawasan wisata mewah antara lain adalah Pulau Ujung Batu, Pulau Sikandang, Pulau Balong, Pulau Asok, Pulau Rago-rago, Pulau Orongan, Pulau Matahari, Pulau Tambarat dan Pulau Bangkaru.

Nah di sisi infrastruktur transportasinya, pemerintah juga akan mengembangkan pelabuhan dan bandara. Mulai dari membangun Pelabuhan Singkil dan pemugaran Bandara Syekh Hamzah Fansyuri. (HAb)

Share

Tinggalkan Balasan