ACEH SINGKIL– Yunardi Ardi (36), korban selamat tragedi kapal speedboat, menceritakan detik-detik kapal terbalik di Perairan Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil.
“Speedboat kami terbalik dan karam pada saat menuju Pulau Pinang,” kata Adi sapaan akrabnya saat tiba di dermaga tradisional Pulo Sarok Kecamatan Singkil, Rabu 16 Agustus 2023.
Ia bersama enam orang rekannya, empat turis asal Australia dan dua rekannya, pemuda asal Pulau Banyak ditemukan di dekat Pulau Palambak.
Saat kapal terbalik dan karam, dirinya memanfaatkan papan selancar untuk bertahan hidup di tengah laut, hingga ombak besar memisahkan dari rekan-rekannya.
Pada saat itu, Adi melihat Gunung Tiusa di Pulau Haloban. Ia berusaha berenang untuk mengejarnya. Naas, dirinya malah dikejar oleh buaya.
Tak menyerah, Ia kemudian berputar arah, berenang menuju ke arah Singkil dan melihat ada tower.
“Namun karena kondisi cuaca dan ombak yang besar, saya melanjutkan berenang ke arah Pulau Balai,” ungkapnya.
Dirinya juga sempat beberapa kali melihat pesawat helikopter yang terbang. Mungkin saja karena terlalu tinggi, sehingga tidak kelihatan Ia dibawah, meskipun sudah diberikan kode.
“Saya sempat melihat ada Helikopter terbang, tetapi mereka tidak melihat kami,” ujarnya.
Kendati demikian, dirinya sangat syukur, speedboat tim pencarian telah menemukannya sehinga Ia bisa pulang dan kembali berkumpul bersama keluarganya.
Hingga saat ini satu orang rekannya belum juga ditemukan. Untuk itu, Adi sangat berharap kepada tim pencarian agar dapat menemukannya.
Untuk diketahui rombongan turis asal Australia itu hendak melakukan perjalanan ke Pulau Pinang dari Nias Provinsi Sumatera Utara dengan menggunakan speedboat.
Speedboat yang mereka tumpangi mengalami cuaca buruk pada Minggu malam hingga akhirnya setelah 48 jam, enam korban ditemukan masih hidup pada Selasa, 15 Agustus 2023 siang.