ACEH SINGKIL – Kementerian Agama (Kemenag) melaunching Desa Kain Golong sebagai kampung moderasi beragama di Kabupaten Aceh Singkil.
Launching kampung moderasi dilakukan Kepala Kemenag Aceh Singkil, Saifuddin bersama Penjabat Bupati Aceh Singkil dan Forkopimda di Pesantren Washilatun Najah Desa Kain Golong.
Saifuddin mengatakan di Desa Kain Golong terdapat contoh nyata tentang bagaimana masyarakat yang beragam etnis dan agama hidup berdampingan dengan harmonis.
Penduduknya hidup dalam kerukunan, saling menghormati dan mendukung satu sama lain. Hal ini memberikan pesan yang kuat tentang pentingnya perdamaian dan toleransi dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.
Berpenduduk 242 kepala keluarga (KK) dengan lebih kurang 983 jiwa, 172 KK diantaranya merupakan muslim dan 70 lainnya non Muslim. Mereka hidup rukun meski berbeda agama.
“Berdasarkan laporan pemerintah Desa Kain Golong bahwa kehidupan sosial agama di desa tersebut 100 persen rukun dan zero konflik agama,” ujarnya.
Hal ini tak terlepas dari visi desa tersebut , yakni mewujudkan Desa Kain Golong yang Bertoleransi Sejahtera, Aman, Nyaman, Tertib dan Inovatif.
Hal tersebut menurutnya, yang kemudian mendorong Kemenag Aceh Singkil menetapkan desa ini sebagai kampung moderasi beragama di Negeri Syekh Abdurrauf As-singkily.
Saifuddin menyebut desa ini telah memenuhi tiga indikator utama syarat untuk menjadi kampung moderasi, yakni indeks toleransi yang tinggi, tingkat kesetaraan, dan indeks kerjasama.
Penetapan Desa Kain Golong sebagai kampung moderasi sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 93 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyelenggaraan Penguatan Program Moderasi Beragama pada Kementerian Agama.
Ditambahkannya, kampung moderasi beragama merupakan terobosan dalam mewujudkan kerukunan di tengah masyarakat, membentuk sebuah kampung, desa atau lingkungan dengan sifat toleransi umat beragama yang tinggi.
Kemudian, menciptakan kerukunan antar umat beragama di tengah masyarakat, memperkuat kehidupan masyarakat yang harmonis dalam keragaman, toleran, memperkokoh sikap beragama yang moderat berbasis desa atau kampung.
Desa Kain Golong dinilai telah mampu menerapkan nilai-nilai moderasi beragama di tengah keberagaman masyarakat. Di desa ini banyak suku dan agama yang berbeda, tapi mampu hidup dengan rukun dan toleran.
Ia menegaskan, moderasi beragama berarti mengambil jalan tengah atau dalam Islam dikenal dengan wasathiyah. Cara pandang dalam beragama yang moderat, saling menghargai perbedaan.
Saifuddin berharap, model kampung moderasi beragama ini dapat memperkuat kehidupan masyarakat yang harmonis dalam keragaman, toleran, memperkokoh sikap beragama yang moderat berbasis desa atau kampung.
“Mari bersama sama berkolaborasi untuk mewujudkan kerukunan, ketentraman dan keharmonisan dalam hidup bermasyarakat di tanoh betuah ini,” ajak Saifuddin.
Selain beragam agama, masyarakat Desa Kain Golong berasal dari berbagai suku, di antaranya Pak-pak, Pak-pak Boang, Batak, Jawa. Meski beragam suku dan agama, kerukunan dan toleransi antar mereka tak perlu diragukan lagi.
Hal tersebut terlihat dari hubungan yang harmonis antara pemeluk agama Kristen dan Islam yang hidup rukun berdampingan.
Selain rukun dan toleransi, Desa Kain Golong juga memiliki paguyuban Pemuda Batak Bersatu (PBB) yang anggotanya dari lintas agama dan lintas suku. Meskipun Namanya Pemuda Batak Bersatu tetapi suku dan semua agama bisa menjadi anggota.
Kepala Desa Kain Golong, Sahrunsyah menuturkan bahwa warga di sini selalu hidup berdampingan secara damai dan saling bantu-membantu dalam kehidupan sehari-hari meskipun berbeda agama.
“Meskipun warga Desa Kain Golong mayoritas Muslim dan sebagian lainnya non Muslim, tetapi perbedaan agama tersebut tidak menjadi penghalang warga untuk hidup bersama,” ujarnya
Dengan ditetapkan Kain Golong sebagai kampung moderasi beragama di Aceh Singkil, dirinya berharap ke depan kampung ini bisa menjadi contoh sebagai kampung yang zero konflik.
“Sehingga kejadian konflik beragama yang pernah ada di Aceh Singkil tidak terulang lagi,” demikian harapnya.
Launching kampung moderasi beragama tersebut dimeriahkan dengan penampilan tarian dari berbagai suku diantaranya tari ranup lampuan, tarian pakpak njuah juah, pertujukan beladiri kungfu, tari saman dan lainnya.
Turut hadir Pj Bupati,Kapolres, Kajari, Dandim, Ketua Mahkamah Syar’iyah, seluruh pejabat di Kemenag Aceh Singkil dan masyarakat setempat.