Xtrafmsingkil.com – Kasus polio yang terdeteksi pada tiga orang anak di Kabupaten Pidie, Aceh, membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadikannya Kasus Luar Biasa (KLB). Ketiga anak yang terdeteksi ada virus polio tidak termasuk kategori kasus polio. Hal ini karena tidak memenuhi kriteria adanya lumpuh layuh mendadak.
Ketiga anak tersebut juga tercatat tidak melengkapi vaksinasi polio Inactive Polio Vacciine (IPV). Sebanyak dua orang anak di antaranya baru mendapat Oral Polio Vaccine (OPV). Sedangkan satu anak sisanya tidak pernah mendapat vaksinasi polio hingga berusia 5 tahun.
Polio sangat berbahaya bagi anak karena dampaknya permanen seumur hidup, yakni menyebabkan kelumpuhan yang belum ada obatnya. Kondisi itu dapat dicegah dengan melalui imunisasi polio lengkap baik imunisasi tetes OPV dan imunisasi suntik IPV.
Di dunia, termasuk Indonesia, Polio merupakan salah satu vaksinasi dasar pada anak yang wajib diberikan. Namun, imunisasi dasar ini ternyata tidak dilakukan sebagian orang tua, termasuk para orang tua di Pidie, Aceh.
Sebelumnya, pemerintah memiliki beberapa program gratis imunisasi Polio. Adapun program pertama adalah imunisasi polio tetes (bOPV) yang diberikan empat kali pada usia 1,2,3, dan 4 bulan.
Sedangkan untuk imunisasi polio suntik kini diberikan 2 kali yakni pada usia 4 dan 9 bulan. Pihaknya menjelaskan bOPV untuk melindungi dari virus polio tipe 1 dan 3, sedangkan IPV melindungi dari virus polio tipe 1,2,3.
Memberikan imunisasi dasar untuk anak, termasuk polio, pada dasarnya tidak perlu ‘merogoh kocek’. Sebab, imunisasi dasar untuk anak sudah diberikan gratis melalui Posyandu atau Puskesmas.
Bagi umat muslim, imunisasi memang masih menjadi perdebatan. Namun, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa pemberian vaksin OPV kepada seluruh balita, pada saat ini, dibolehkan, sepanjang belum ada OPV jenis lain yang produksinya menggunakan media dan proses yang sesuai dengan syariat Islam.
Pemerintah sebaiknya tidak lagi kecolongan kasus polio atau penyakit lain pada anak yang sebenarnya bisa dicegah. Orang tua pun sangat berperan besar dalam hal ini. Ibu dan ayah jangan sampai lengah ketika anak sakit.
Jangan lengah pula dalam menjaga asupan gizi dan mental yang sehat untuk anak. Jaga dan rawat anak sebaik-baiknya, semaksimal mungkin. Sebab, selama pandemi ini, anak-anak cenderung menjadi korban.
sumber : republika