Aceh Singkil, Xtrafmsingkil.com – Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR menganggarkan Rp 48,7 miliar untuk gorden di rumah jabatan anggota dewan yang dinilai sudah menyerupai kain pel. Seperti apa sih kondisi gorden rumah dinas (rumdin) anggota DPR saat ini?
Berdasarkan foto yang diterima detikcom, Senin (28/3/2022), gorden di salah satu rumdin tampak berwarna krem polos. Dengan tiang gorden berwarna silver.
Gorden tersebut terlihat memiliki 2 lapisan. Dengan lapisan dalam berwarna putih transparan.
Meski sedikit kusut pada beberapa bagian, bahan gorden terlihat tebal. Selain itu, gorden krem tersebut tidak terlihat tembus pandang.
Dikutip dari detik, Sebelumnya Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar menjelaskan soal anggaran Rp 48,7 miliar untuk mengganti gorden di rumah jabatan anggota Dewan. Iskandar mengatakan anggaran dialokasikan untuk 505 unit rumah dan tiap rumah mendapat Rp 90 juta.
“Anggaran ini hanya bisa dialokasikan untuk 505 unit rumah. Hanya untuk 505 unit rumah itu per rumahnya rata-rata Rp 80 juta sekian dengan pajak sekitar Rp 90 jutaan per rumah,” kata Indra Iskandar kepada wartawan di kompleks parlemen, Senin (28/3/2022).
Indra menjelaskan pengajuan anggaran untuk penggantian gorden sudah dilakukan sejak 13 tahun lalu, tapi sampai saat ini belum terwujud. Dia mengatakan penggantian gorden baru diajukan saat anggaran tersedia pada 2022.
“Ini diajukan semenjak 2009, 13 tahun lalu ya, 13 tahun lalu sampai sekarang nggak pernah ada, nggak pernah diganti. Sehingga kemarin di 2022 setelah anggarannya tersedia, kami memasukkan komponen vitrase untuk penggantian rumah gorden-gorden anggota yang umurnya sudah lebih dari 13 tahun,” ujar Indra.
Tidak hanya itu, Indra pun menuturkan kondisi gorden yang diketahuinya. Indra mengaku tidak tega mengungkapkan kondisinya karena sudah seperti kain pel.
“Saya mungkin menegaskan kembali bahwa sebagian besar itu gordennya tidak ada. Sebagian itu hilang dan dibuang karena memang sudah lapuk, karena sudah tak memadai. Saya nggak tega menyampaikan, itu seperti sudah 13 tahun, seperti kain pel,” kata Indra.
“Jadi sebagian gorden sana sudah hilang dan nggak bisa dilacak karena kondisinya sudah sangat parah ada yang robek, dan karena untuk gorden tertentu untuk udara lembap nggak tahan dan dibuang. Hanya sebagian kecil masih ada dari kantor dan pengadaan 13 tahun lalu,” sambungnya.
Indra juga menyebutkan adanya keluhan soal gorden yang dapat terlihat ke dalam ruangan saat malam hari.
“Gorden ini tetap sebagian akan kami kumpulkan, akan kami hapuskan mekanismenya, tapi sebagian besar gorden itu sebenarnya sudah milik pribadi-pribadi dengan saya sebutkan tadi, kualitas penutup ruangan sehingga kadang-kadang sebagian rumah mengeluh karena dari luar kalau malam terlihat ke dalam,” tuturnya.