Jakarta – Bagi Anda yang sering bepergian, pasti akrab dengan boarding pass atau dokumen yang digunakan untuk akses naik transportasi umum seperti pesawat atau kereta api. Sebagai ‘identitas’ bepergian, tak jarang ada pelancong yang suka mengunggah foto boarding pass mereka ke media sosial.
Padahal hal tersebut berisiko. Sebab, boarding pass memuat beragam informasi yang sifatnya pribadi dan rawan jika dibagikan ke publik secara sembarangan.
Kertas itu setidaknya memiliki informasi mengenai nama lengkap, tujuan keberangkatan dan waktu kapan melakukan perjalanan. Informasi ini cukup rentan jika sampai ke peretas, yang kemudian akan memanfaatkan teknologi untuk mengetahui segala aktivitas Anda.
Dalam masalah pemindaian, tentunya bukan hanya pihak dari maskapai yang dapat mengakses kode tersebut. Sangat mudah di masa kini untuk mengunduh aplikasi pemindaian barcode melalui smartphone.
Karena itu, Anda perlu memastikan semua informasi itu aman. Bagian yang paling harus dijaga adalah nomor akun maskapai.
Melalui nomor akun maskapai, terdapat informasi mengenai miles frequent flier yang terkadang berisi mengenai akun detail seseorang, yakni nomor telepon dan alamat email. Bahkan hal ini berpotensi pada tarif harga yang dibayar, mendapatkan gambaran mengenai keuangan dan informasi alat pembayaran seperti kartu kredit.
Jika Anda tidak memiliki akun, maka informasi yang tertera dapat tergolong aman. Namun, perlu anda ketahui bahwa risiko tentunya tetap ada. Hal ini dikarenakan masih ada informasi mengenai nama lengkap dan informasi detail mengenai penerbangan. Hal ini bisa dilacak lebih dalam lagi, terutama jika pihak peretas akan meretas web dari maskapai.
Maka, akan lebih baik bagi para pelancong untuk memperlakukan informasi boarding pass seperti memperlakukan paspor atau kartu identitas.
Selain jangan diunggah ke media sosial, hindari untuk meninggalkan boarding pass di pesawat ataupun di tempat umum lainnya. Pastikan untuk menyobeknya dan akan lebih baik lagi jika membuangnya di rumah.(tempo.co)