You are currently viewing Sawah Semakin Sempit, Kabupaten Aceh Singkil Andalkan Pangan dari Luar Daerah

Sawah Semakin Sempit, Kabupaten Aceh Singkil Andalkan Pangan dari Luar Daerah

  • Post author:
  • Post category:Daerah
  • Post comments:0 Comments

ACEH SINGKIL – Area persawahan di Kabupaten Aceh Singkil semakin sempit karena adanya alih fungsi lahan secara masif menjadi perkebunan kelapa sawit.

Hal ini membuat Pemerintah Sekata Sepekat mengandalkan pemenuhan pangan dari luar daerah.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Aceh Singkil Kuatno mengungkapkan, area persawahan di Kabupaten Aceh Singkil saat ini seluas 438 hektare.

“Lahan sawah dulu sejarahnya luasnya sampai 3.000 hektare, turun tinggal 1.047 hektare, dan sudah dicek melalui satelit, sekarang tinggal 438 hektare,” ujar Kuatno saat menjadi narasumber Talkshaw Warta Pembangunan di Radio Xtra FM, Kamis 7 September 2023.

Area persawahan itu tersebar di daerah pinggiran sungai seperti di Kecamatan Suro, Simpang Kanan, Danau Paris dan Gunung Meriah.

“Karena berada di pinggiran sungai, yang terkadang tiba-tiba air meluap menyebabkan hasil panen menjadi berkurang,” ungkapnya.

Kuatno mengungkapkan jika kebutuhan beras dalam setahun 14.000 ton. Namun produksi beras yang dihasilkan hanya 2.000 ton dari luas lahan 438 hektare.

“Kekurangannnya 12.000 ton dipasok dari kabupaten tetangga seperti dari Kabupaten Abdya, Kutacane dan daerah lainnya,” ungkapnya.

Masifnya area persawahan yang alih fungsi disinyalir juga lantaran Peraturan Bupati mengenai proteksi lahan persawahan tidak berjalan dengan baik.

“Jadi pada masa Pj Bupati Marthunis sudah direncanakan untuk membuat qanun untuk melindungi lahan persawahan supaya jangan dialih fungsi, nah sekarang dimasa Pj Bupati Azmi akan ditindaklanjuti,” ungkapnya.

Saat inflasi terjadi seperti saat ini, harga beras dari hari ke hari semakin naik. Beras 88 ukuran 15 kilogram yang biasa Rp200 ribu, sekarang naik menjadi Rp210 ribu sampai Rp215 ribu per zak.

Untuk itu Ia meminta kepada masyarakat untuk mengurangi pengalihan lahan sawah menjadi kelapa sawit demi keberlangsungan anak cucu di masa akan datang.

“Ayo kita bertani, padi, bawang, cabe dan lainnya, jangan selalu mengharap dari luar,” ajak Kuatno.

Share

Tinggalkan Balasan