ACEH SINGKIL, Xtrafmsingkil.com – Penjabat Bupati Aceh Singkil Marthunis menjadi khatib sholat Idul Adha 1444 Hijriah di Masjid Baituttaqwa Desa Mukti Lincir Kecamatan Kuta Baharu, Kamis, 10 Dzulhijah.
Desa Mukti Lincir merupakan desa terpencil di Kabupaten Aceh Singkil yang pada hari raya Idul Adha tahun ini menjadi lokasi penyembelihan hewan kurban dari Presiden Joko Widodo.
Pelaksanaan sholat Idul Adha berlangsung khidmat. Turut dihadiri oleh Forkopicam Kota Baharu dan para jamaah sholat Idul Adha.
Dalam khutbahnya, Marthunis mengatakan, sunah takbir hari raya Idul Adha ini waktunya selama empat hari melebihi idul fitri, untuk itu marilah kita mengagungkan nama Allah selama empat hari ini hingga hari tasyrik pada 13 Dzulhijah.
Dalam firman Allah yang dikutip dari surat Al-Mumtahanah ayat 4 yang artinya sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia.
Marthunis menjelaskan bahwa ada sebuah episode yang khusus dari peristiwa kurban, tentang bagaimana dialog antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Riwayat keduanya dapat ditemukan pada surah As-Shaffat ayat 102.
“Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!”
Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”
Ayat tersebut menggambarkan pendekatan dialogis, bukan intruktif dan represif dalam interaksi orang tua dan anak.
Marthunis menggarisbawahi kedewasaan, ketaqwaan dan keikhlasan Nabi Ismail yang pada saat itu baru berumur 12 tahun.
“Bagaimana kualitas anak seperti Ismail dapat dibentuk merupakan jawaban-jawaban yang harus kita temukan pelajaran dari sebuah keluarga Ibrahim dan Siti Hajar dalam momentum Idul Adha,” harap Marthunis.
Di akhir khutbahnya Ia mengajak para jamaah untuk dapat mempedomani keluarga Nabi Ibrahim dan juga para ibu-ibu dapat mencontoh bagaimana Siti Hajar memberikan lingkungan tumbuh kembang anak yang optimal sehingga generasi Aceh Singkil menjadi generasi Ismail.
Ajakan ini menjadi relevan karena Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil berkomitmen untuk mewujudkan Kabupaten Layak Anak.