You are currently viewing KKN di Blok VI Baru Aceh Singkil, Mahasiswa Unimal Belajar Cara Produksi Tahu dan Tempe

KKN di Blok VI Baru Aceh Singkil, Mahasiswa Unimal Belajar Cara Produksi Tahu dan Tempe

  • Post author:
  • Post category:Daerah
  • Post comments:0 Comments

Aceh Singkil, Xtrafmsingkil.com – Delapan mahasiswa dari kampus Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe mengunjungi salah satu home industry tahu dan tempe milik Pak Janto di Desa Blok VI Baru Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil.

Kunjungan tersebut merupakan bagian dari rangakaian Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa itu.

Selama dua hari, Rabu – Kamis tanggal 17-18 Nopember 2021 mahasiswa KKN kelompok 145 Unimal belajar cara memproduksi tahu dan tempe.

Rini Afriani salah seorang mahasiswa menyebut, saat ia bersama teman-temannya datang ke rumah Pak Janto, kami semua disambut dengan hangat oleh pemilik dari home insdustry tahu dan tempe itu, kami disambut oleh Pak Janto dan isteri.

Pak Janto menceritakan usaha yang digelutinya. Usaha tahu tempe ini sudah berdiri sejak tahun 2011 dan hingga saat ini usaha ini masih aktif dalam pembuatan tahu dan tempe. Berkat usaha yang digelutinya, Pak Janto juga mampu menguliahkan anak-anaknya.

Selama sehari, sebanyak 50 kilogram kedelai dihabiskan untuk diolah menjadi tahu dan tempe. Pak Janto dan istri berbagi tugas. Pak Janto membuat tahu, sementara isterinya membuat tempe.

Dalam menggeluti usaha tahu dan tempe,  ada sejumlah kesulitan, terutama soal bahan baku pembuatan yang terkadang naik sangat drastis. Tetapi itu dapat diatasinya dan dapat bertahan sampai sekarang.

Setelah sedikit banyak Pak Janto bercerita tentang berdiri usahanya hingga sekarang, kami dipersilahkan untuk melihat aktivitas yang sedang berjalan.

Disana kami melihat proses pembuatan tahu tempe menggunakan alat yang tersedia, mulai dari proses penggilingan hingga menjadi tahu dan tempe yang siap jual.

Proses pembuatan tahu dan tempe itu berbeda. Buat tahu satu hari selesai, sementara kalau buat tempe butuh waktu tiga hari. Belum lagi proses pengadukan, soalnya harus diaduk dan tidak boleh ditinggal pergi, karena bisa saja gosong dan gagal produksi.

Tahu dan tempe yang telah jadi ini biasanya akan diambil oleh orang yang sudah menjadi pelanggan, nantinya pelanggan itu akan datang sendiri ke rumah Pak Janto untuk mengambilnya, dan sebagian ada yang diantar sendiri olehnya.

Ridani, rekan Rini Afriani menyampaikan sebuah saran untuk home industry Pak Janto diantaranya agar pada lokasi pembuatan tahu lebih diperhatikan.

“Pada lantai produksi pembuatan tahu terdapat aktivitas yang memiliki tingkat resiko cedera yang tinggi, terlebih lagi bagi pekerja lansia yang sudah memiliki kemunduran dari segi fisik,” kata Ridani.

Kemudian pemeliharaan alat produksi dan peremajaan alat yang sudah berusia tua. Sehingga produktivitas dapat lebih meningkat dan profit juga dapat bertambah.

Dosen pembimbing lapangan, Khaidir sangat mengapresiasi kegiatan tersebut dalam rangka menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada diri mahasiswa.

“Saat selesai kuliah nantinya, tidak hanya berorientasi menjadi PNS atau pencari kerja, tetapi sebagai pengusaha yang mempekerjakan sesuai bidang keilmuannya,” sebutnya.

Ketika sudah merasa cukup, para mahasiswa KKN ini berpamintan pulang dan tak lupa berfoto bersama.

Kedelapan mahasiswa tersebut masing-masing bernama Rini Afriani jurusan Ilmu Hukum, Ridani jurusan Agribisnis, Nurhasiyah jurusan Akuakultur, Tati Julianti jurusan Teknik Sipil, Efrigusmeli jurusan Teknik Industri, Asni Aliani jurusan Manajemen, Silkha Mahfira jurusan Ekonomi Pembangunan dan Lestari Andayani jurusan Ilmu Politik. (HAb)

Share

Tinggalkan Balasan