You are currently viewing 144 Ibu Hamil di Malaysia Meninggal Akibat Covid-19
Foto ilustrasi ibu hamil. (CNN Indonesia/Adi Maulana)

144 Ibu Hamil di Malaysia Meninggal Akibat Covid-19

Jakarta – Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin, mengatakan sebanyak 144 ibu hamil meninggal karena komplikasi Covid-19. Mereka juga disebut belum melakukan vaksinasi secara penuh.
Di Maret dan Juli 2021, total ibu hamil yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 5.636 kasus, kata Khairy.

“Sementara yang meninggal akibat Covid-19 hingga 14 September sebanyak 144 orang,” jelasnya seperti dikutip Malay Mail, Kamis (16/9).

Khairy menyatakan seluruh ibu hamil yang meninggal belum menyelesaikan vaksinasi Covid-19 secara lengkap.

Hingga saat ini, total ibu hamil yang telah menerima vaksin, mencapai 152.026 orang.

Menurut Khairy vaksin yang digunakan para ibu hamil itu aman dan tak menyebabkan peningkatan risiko pada janin karena efek sampinga mirip seperti mereka yang tak hamil.

Ia lalu mengutip penelitian yang dirilis The New England Journal of Medicine dan V-safe Covid-19 Vaccine Pregnancy Registry yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.

“Keputusan untuk memberi vaksin kepada ibu hamil di Malaysia muncul usai kelompok ahli di bawah Komite khusus Jaminan Akses Pasokan Vaksin Covid-19 (JKJAV) membuat rekomendasi mengenai kesesuaian, efektivitas dan keamanannya,” tutur Khairy.

Meski anjuran vaksin diberikan setelah usia kehamilan 12 minggu atau 3 bulan, namun ibu hamil tak dilarang menerima inokulasi kapanpun selama masa kehamilan itu.

“Setelah memperhitungkan risiko dan manfaatnya, semua vaksin dalam Program Imunisasi Nasional Covid-19 aman adan efektif untuk kelompok ini,” lanjut Khairy.

Ia juga mengatakan bahwa kelompok ibu hamil dikategorikan berisiko tinggi dan diprioritaskan untuk program vaksinasi.

Malaysia menjadi salah satu negara dengan tingkat vaksinasi yang tergolong tinggi. Hingga kini total penduduk yang sudah divaksin secara penuh mencapai 55,8 persen atau sekitar 17,8 juta jiwa.

Sedangkan yang menerima setidaknya satu dosis vaksin 67,8 persen atau 21 juta jiwa.

Tingginya program vaksin menjadi salah satu kemungkinan Malaysia membuka belasan sektor ekonomi.

Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob mengungkapkan bahwa penguncian wilayah tak lagi layak diterapkan di negara tersebut.

Pembukaan 11 sektor ekonomi dimaksudkan untuk memulihkan finansial negara yang sempat terpukul akibat pandemi Covid-19.

“Pembukaan kembali 11 sektor ekonomi di negara bagian di bawah Fase 1 dari rencana Pemulihan Nasional (NRP) adalah hal tepat, karena tingkat vaksinasi yang tinggi di negara bagian,” ucapnya seperti dikutip The Star, Rabu (13/9).

Keputusan pelonggaran itu diambil usai mempertimbangkan data dari penilaian risiko yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perdagangan dan Konsumen dalam Negeri.

Sumber : CNN

Share

Tinggalkan Balasan