You are currently viewing Ibukota Aceh banjir buah durian dari berbagai penjuru
FOTO : Pedagang menjajakan durian di kawasan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh, Senin (2/8/2021). (Muhammad Fadhil/popularitas.com)

Ibukota Aceh banjir buah durian dari berbagai penjuru

Sejak tiga pekan terakhir, Banda Aceh sebagai ibukota provinsi ujung barat Sumatra ini, banjir durian. Pelbagai sudut kota dipenuhi buah berduri itu. Ratusan pedagang musiman, mengelar lapak dadakan, dan setiap hari ratusan warga terlihat antri membeli.

Sepanjangan jalan trotoar menuju arah Ulee Kareng, Lampineung, Peunayong, hingga ke pusat kampus di Darussalam dan UIN AR Raniry, puluhan pedagang buah durian berjejer menjajakan durian, ada yang menggunakan becak, dan mobil pick up.

Idan, salah satu pedagang buah durian di kawasan Ulee Kareng, membuka lapaknya diatas bahu jalan. Tampak tumpukan durian dengan berbagai ukuran. “Buah durian ini di pasok dari Meukek, Aceh Selatan,” terangnya kepada popularitas.com, Senin (2/8/2021).

Dilapak durian miliknya, Idan mulai menggelar dagangan pada pukul 16.00 WIB hingga pukul 2 pagi. Untuk harga, sebutnya, dari Rp15 ribu untuk ukuran kecil, dan Rp40 ribu untuk kualitas sedang dan besar. “Soal rasa, durian saya boleh di adu, lezal dan pasti enak,” katanya penuh yakin.

Saat ini, sambung Idan, seluruh daerah penghasil durian di Aceh sedang memasuki panen puncak, dan karenanya harganya murah dibandingkan dengan sebelumnya.

Di lapak milik Idan, warga dapat memilih menikmati buah durian secara langsung di tempatnya, atau hanya sekedar membeli untuk di bawa pulang.

Idan sendiri, menyediakan kursi dan meja, serta air mineral bagi masyarakat yang ingin beli durian dan memakannya langsung pada lapak miliknya.

“Nggak ramai-ramai kali yang makan di sini, jadi nggak masalah jika ada razia corona, karena tetap jaga prokes,” ucapnya.

Salah seorang pembeli, Rifqi mengaku sengaja membeli durian di kawasan Ulee Kareng karena lokasi tersebut dekat dengan tempat tinggalnya. Apalagi, durian yang dijajakan kawasan tersebut bersahabat dengan isi kantong.

“Kalau di daerah Lampineung dan Peunayong pasti mahal, harganya dipermainkan sesuka hati penjual,” kata Rifqi.

Berdasarkan informasi, selain dari Aceh Selatan, durian yang dijajakan di Banda Aceh juga dipasok dari Kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Besar.

Ketiga kabupaten itu juga memasok durian ke sejumlah kabupaten/kota di Aceh. Di antaranya, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara, Pidie, Pidie Jaya.

Hal ini seperti diakui Fahmi, pedagang durian di keude Matang Geulumpang Dua, Kabupaten Bireuen. Pekan lalu, ia memasok durian dari Lamno, Aceh Jaya.

Namun, karena harga durian di kawasan itu mengalami kenaikan, Fahmi beralih ke Meukek, Aceh Selatan.

Adapun harga yang dijual ke pembeli juga bervariasi, mulai Rp15 ribu hingga Rp40 ribu, tergantung ukuran dan kualitasnya.

Selain menjual langsung ke pembeli, durian yang Fahmi pasok dari Aceh Selatan juga dilepas kepada pedagang durian musiman di Bireuen.

“Durian yang saya jual pekan ini berasal dari Aceh Selatan. Sebelumnya saya ambil di Aceh Jaya, cuma karena harganya yang sudah mahal, saya beralih ke Aceh Selatan,” kata Fahmi.

Sumber : popularitas.com

Share

Tinggalkan Balasan