Pesanan Prabowo ke Pindad: Senapan Serbu hingga Rantis Maung

Jakarta – Direktur Utama PT Pindad Persero Abraham Mose menyebut Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) yang dipesan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sejauh ini mencakup senapan serbu hingga kendaraan taktis (rantis).

Saat ini ada sejumlah pesanan baik berupa senjata hingga kendaraan yang juga telah mulai dipenuhi untuk kemudian diantarkan sesuai tanggal pesanan.

“Ada munisi kaliber 556, kemudian senjata, termasuk senjata dukungan untuk Komcad, kemudian kendaraan tempur termasuk rantis maung,” kata Abraham Moose melalui rekaman suara yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (1/4).

Diakui Abraham, pesanan ini juga menjadi tanggung jawab besar bagi pihaknya selama 2021 ini. Selain soal kepercayaan, pesanan ini juga sekaligus bisa meningkatkan pendapatan Pindad di masa pandemi.

“Ini merupakan satu PR besar untuk Pindad dan ini luar biasa tahun ini. Artinya bisa mengangkat pendapatan dan mudah-mudahan bisa mengangkat laba dari PT Pindad, dengan adanya order-order dari Kemhan,” kata dia.

Sebelumnya, Abraham juga menyebut sebanyak 25 ribu pucuk senjata api jenis SS2-V5 A1 telah dipesan Kemhan yang akan dipergunakan untuk pelatihan Komponen Cadangan (Komcad).

Meski begitu, Kepala Biro (Karo) Humas Setjen Kemenhan Marsma TNI Penny Radjendra menyebut 25 ribu pucuk senjata api jenis SS2-V5 A1 yang berukuran lebih pendek dan ringan memang dipesan pihaknya untuk kepentingan pelatihan Komponen Cadangan (Komcad).

Namun senjata-senjata api itu hanya akan digunakan dan dipegang para rekrutmen Komcad ketika menjalani masa latihan saja. Senjata itu, tegasnya, tak akan diserahkan di luar masa latihan.

“Penting untuk dicatat, bahwa penggunaan senjata untuk Komcad digunakan pada saat latihan, jadi bukan nanti Komcad (senjatanya) dibawa-bawa pulang, tidak seperti itu,” kata Penny.

Infografis Spesifikasi Pindad Maung Versi Militer Pesanan PrabowoInfografis Spesifikasi Pindad Maung Versi Militer Pesanan Prabowo. (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian)

Soal pembelian alutsista dari Pindad itu, Prabowo pernah menyebut bahwa pihaknya ingin Prabowo mengaku ingin menghidupkan industri dalam negeri sesuai perintah Presiden Joko Widodo.

“Ya, Pindad adalah industri dalam negeri, kita ingin hidupkan industri dalam negeri,” kata dia, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/7/2020).

Pengamat Militer dari ISESS Khairul Fahmi menyebut belanja alutsista Kemenhan tak memperlihatkan perencanaan matang alias peta jalan dalam pembelian alat tempur, baik dari dalam maupun luar negeri.

Mestinya, kata Fahmi, pembelian alutsista semestinya melibatkan wadah bernama Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang mempertemukan berbagai pihak berkepentingan, seperti tiga matra.

“Masalahnya, sinergi yang kuat di antara stakeholder itu hingga kini belum terlihat. Dampaknya, pengadaan alutsista kita kesannya seperti dadakan-dadakan terus dan tidak terencana dengan baik,” kata Fahmi.(CNN)

Share

Tinggalkan Balasan