ACEH SINGKIL – Saat menjalankan ibadah puasa, umat muslim diperintahkan untuk menahan diri dari segala hal yang membatalkannya.
Artinya, tidak ada makanan maupun minuman yang masuk ke dalam tubuh sejak subuh hingga maghrib.
Maka, tak heran jika bau mulut orang orang yang berpuasa menjadi kurang enak.
Hal ini di sampaikan oleh Ust. Yasilri Al Faraby dalam tausiyahnya malam ke 7 Ramdhan di Masjid Baitusalihin Kampung Pulo Sarok Singkil, 16/03/2024.
Ustad Yasirli Al Faraby dalam tausiyah malam ke tujuh ramadan di Masjid Baitussalihin Pulo Sarok, menjelaskan bahwa bau mulut yang dipandang oleh manusia sebagai bau yang kurang sedap justru dipandang oleh Allah sebagai sebuah keutamaan ujarnya.
Berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang artinya:
“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi,” (HR. Bukhari, no. 1894 dan Muslim, no. 1151).
Jika ditafsirkan hadist tersebut berdasarkan teks saja, maka akan bingung sendiri sebab bau mulut orang berpuasa itu tidak mungkin wangi.
Namun, bau mulut orang yang berpuasa di maksud dalam hadist tersebut adalah sebagai perumpamaan.
Oleh sebab itu, maka hadist itu harus dipahami secara majaz bahwa bau mulut orang berpuasa itu lebih harum dari pada minyak kesturi karena semua perkataan lisan yang keluar dari mulut orang -orang berpuasa itu adalah semua yang baik-baik sehingga di ibaratkan lebih wangi dari minyak kasturi.
Ustad Yasirli menyebut, kalau jaman dahulu cara orang menyakiti atau menghina orang lain itu dengan menggunakan lisan atau mulut.
Namun fenomena saat ini, cara orang menyakiti dan menghina orang lain sudah berubah cukup dengan jari jemari yang di upload di media sosial dengan memposting status yang dapat menyinggung dan menyakiti perasaan orang lain.
“Oleh karena itu maka kita harus hati-hati menggunakan media sosial ini, jangan sampai media sosial yang kita gunakan saat ini dapat menyakiti orang lain,” demikian.