Jakarta – Minggu lalu, marak kabar tentang anjing bernama Canon yang ditemukan mati setelah dipindah dari Pulau Banyak ke daratan Aceh Singkil. Hal tersebut dikaitkan dengan wisata halal.
Menanggapi kasus ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menuturkan, hal yang terpenting dalam wisata halal adalah kenyamanan bagi wisatawan muslim. Semua bentuk kekerasan yang dilakukan terhadap hewan bukanlah bagian dari wisata halal.
“Terkait kasus di Aceh, wisata halal bukan berarti mensyariahkan tempat wisata. Yang perlu diperhatikan adalah kenyamanan wisatawan muslim di dalam tempat wisatalah sebenarnya yang menjadikan suatu destinasi sebagai kawasan wisata halal,” kata Sandiaga Uno.
Wisata halal bisa lebih fokus pada fasilitas yang diberikan kepada wisatawan muslim, misalnya friendly seperti halal hotel, halal transportation, halal food, halal tour packages dan halal finance.
“Selain itu, kebijakan pengembangan wisata ramah muslim bukan hanya mengedepankan headline semata, tetapi lebih kepada substansi yang menyediakan layanan family/moslem friendly,” tambah Sandiaga.
Sementara itu, Kemenparekraf juga berusaha mendorong pemulihan bagi lembaga konservasi kebun binatang. Tujuannya adalah agar satwa tetap terlindungi dan tenaga kerja di dalamnya tetap sehat dengan kehidupan ekonomi yang layak di masa pandemi.
“Satwa liar menjadi aset negara yang harus dijaga populasinya bahkan ditingkatkan. Lembaga konservasi bertujuan untuk melindungi keanekaragaman hayati dan mengentaskan kemiskinan orang-orang yang hidup bersama satwa liar melalui beragam sektor yang kebanyakan melalui sektor pariwisata. Pariwisata menjadi salah satu sumber pendanaan untuk keberlanjutan tersebut,” tutur Sandiaga.
Menurut Sandiaga, konsep penerapan ecotourism bisa menjadi strategi yang tepat untuk satwa liar yang dilindungi dalam pariwisata untuk keberlanjutan ekonomi dan konservasi theme park. Konsep ecotourism pada destinasi wisata berbasis satwa identik dengan konsep safari.
“Konsep Safari dalam kebun binatang yang menyediakan lingkungan alam habitat asli bagi spesies secara penuh menjadi konsep masa depan yang berkelanjutan untuk keberlangsungan hewan maupun tumbuhan yang dilindungi. Safari menyediakan pengalaman kehidupan satwa liar yang dibutuhkan oleh spesies dengan tidak membiarkan manusia mengganggu mereka ketika berkunjung,” kata Sandiaga.
Source : detik