Jakarta – Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera mengaku tidak membenarkan perbuatan Irjen Napoleon Bonaparte yang menganiaya Muhammad Kece.
Namun, Kapitra memahami perasaan Napoleon yang kesal karena agamanya dihina oleh Muhammad Kece. Sebelumnuya, Bareskrim Polri menyampaikan ada tiga orang tahanan yang membantu Irjen Napoleon Bonaparte saat melakukan penganiayaan tersebut.
Salah satunya adalah Maman Suryadi eks Panglima Laskar Pembela Islam atau organisasi sayap FPI.
“Saya tidak membenarkan kekerasan itu tetapi saya bisa memahami, akumulasi kekecewaan itu terhimpun sebenarnya dari banyak orang dan itu menjadi puncak,” kata Kapitra kepada JPNN.com, Selasa (21/9).
Kapitra berharap polisi bisa adil dan tegas berdiri di atas semua golongan dalam menangani kasus tersebut.
“Saya umat Islam juga tersinggung meskipun saya tidak melakukan kekerasan kepada Muhammad Kece, tetapi sebagai umat Islam saya tersinggung, saya terluka,” ujar Kapitra. Oleh karena itu, Kapitra memahami kebatinan Napoleon, meskipun hukum nasional tidak membenarkan kekerasan itu. “Saya bisa memahami,” ujar Kapitra.