Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut pandemi covid-19 memunculkan sisi wajah terburuk kemanusiaan. Terbukti, di tengah pandemi, masih saja pihak yang melakukan tindak korupsi dan memanfaatkan musibah demi keuntungan pribadi.
“Krisis itu juga bisa muncul wajah kemanusiaan terburuk, orang yang tamak, yang masih korupsi, ya gitu. Dilihat oh ini lagi musibah nah dipakai mengambil keuntungan, ada,” katanya saat mengisi webinar FEB Unpad pada Jumat (3/9).
Di sisi lain, ia menyebut pandemi juga memunculkan wajah kemanusiaan terbaik, seperti gotong royong dan aktivitas sosial lainnya.
Bendahara negara mengaku melihat banyak aksi dan inisiatif kemanusiaan positif yang menginspirasi kala pandemi menekan ekonomi sebagian masyarakat.
Dia kemudian mencontohkan masyarakat yang menggalang dana di grup-grup Whatsapp atau menyediakan sembako di depan rumah bagi yang membutuhkan.
“Luar biasa orang Indonesia sikap toleransinya, ini yang patut dijaga dan disyukuri. Modal sosial bisa hilang atau rusak kalau setiap hari diisi dengan racun buruk,” imbuh Ani, akrab sapaannya.
Tak hanya masyarakat, ia menyebut pemerintah juga bertindak guna memastikan warga terlindungi secara ekonomi dan sosial. Bantuan diberikan lewat anggaran pelindungan sosial selama pandemi.
Misal, pada anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kluster perlindungan sosial dianggarkan senilai Rp186,64 triliun. Namun, angka tersebut turun dari anggaran tahun sebelumnya, yakni Rp230,21 triliun.
“Kita semua punya tanggung jawab yang sama, teman-teman dari kampus, mahasiswa, dosen, saya di pemerintahan, semua coba diperbaiki sisi baiknya dan terus menerus meminimalkan sisi buruknya, mengingatkan saja,” pungkasnya.