Singkil – Pengacara atau lawyer di Kabupaten Aceh Singkil Muhammad Ishak menilai, salah satu tantangan yang dihadapi untuk memperbaiki pengelolaan keuangan desa adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) perangkat desa.

Hal itu disampaikan Ishak menanggapi polemik di wilayahnya terkait Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa yang direncanakan akan digelar di luar kota, di Medan Sumatera Utara.

Ishak mengutarakan pentingnya Bimtek bagi aparatur desa, bila perlu setiap tahunnya.

“Jangan gara-gara ini banyak desa terlibat kasus korupsi. Kalau dilihat, aparat desa korupsi karena memang tidak tahu bagaimana mengelola dana desa yang benar. Untuk itu diperlukan Bimtek,” kata Ishak saat dikonfirmasi, Kamis 1 April 2021.

Selaku pengacara, Ishak menyebut di Aceh Singkil banyak desa yang bermasalah dalam pengelolaan dana desa.

“Banyak desa yang bermasalah, namun masih ada semacam keringanan mengingat ketidaktahuan, ada yang memulangkan dana desa,”

SDM aparatur desa itu bermacam-macam. Ia mengatakan, terdapat kepala desa yang lulusan paket C. Meskipun pemerintah juga sudah mengeluarkan aturan mengenai kualifikasi pendidikan minimal SMA untuk aparatur desa.

Selain itu, ungkapnya, banyak hal positif yang bisa dipetik dari kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa diluar daerah misalnya para peserta akan lebih mudah membandingkan kemajuan daerah lain dengan daerah asal dan inovasi untuk sebuah perubahan yang diusung oleh pasangan Dulmusrid-Sazali (Dulsaza) sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Singkil sedikit banyaknya akan bisa di terapkan. 

Seharusnya, tambah Ishak, pemangku kepentingan tidak perlu begitu risih dengan pemberitaan yang telah ada, apalagi sempat menunda kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa yang telah diatur sedemikian rupa. 

“Disini dituntut keseriusan dari aparatur desa saat mengikuti Bimtek, agar ilmu yang didapat nantinya bisa diterapkan di desa masing-masing,” tukas Ishak. (HAb)