Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan penyaluran kredit untuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) naik menjadi lebih dari 30 persen dari total kredit pada 2024 mendatang. Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto setelah rapat terbatas (ratas) di Kompleks Istana Kepresidenan.
Airlangga menyatakan rata-rata penyaluran kredit untuk sektor UMKM selama ini hanya sekitar 18 persen-20 persen dari total kredit nasional. Untuk itu, kepala negara meminta agar pendanaan untuk pelaku UMKM ditingkatkan.
“Pak Presiden minta diberikan tantangan lebih besar agar ada peningkatan secara lompatan sehingga Pak Presiden berikan arahan kredit UMKM ditargetkan 2024 lebih dari 30 persen,” ucap Airlangga, Senin (5/4).
Sementara, Airlangga menjabarkan realisasi kredit usaha rakyat (KUR) pada 2020 sebesar Rp198,53 triliun. Angka itu setara dengan 104 persen dari yang ditargetkan pada 2020.
“Terdiri dari KUR mikro di bawah Rp10 miliar, itu penyalurannya mencapai Rp198,53 triliun atau sekitar 4 persen dari total yang dapat kredit atau 2,4 juta nasabah,” kata Airlangga.
Lalu, KUR dengan plafon Rp10 juta-Rp50 juta terealisasi sebesar Rp128 triliun. KUR jenis ini diberikan kepada 3,6 juta nasabah.
Kemudian, KUR dengan plafon Rp50 juta-Rp500 juta diberikan kepada Rp2,4 juta nasabah dengan total nilai Rp59 triliun. Sementara, KUR TKI diberikan kepada 75 juta nasabah.
Lebih lanjut Airlangga menjelaskan kepala negara meminta agar plafon KUR tanpa jaminan naik menjadi Rp100 juta. Saat ini, batasan plafon KUR tanpa jaminan masih sebesar Rp50 juta.
Selain itu, Jokowi juga memerintahkan agar plafon KUR untuk UMKM naik menjadi Rp500 juta-Rp20 miliar. Saat ini, plafon KUR UMKM sebesar Rp500 juta-Rp10 miliar.
“Ini perubahan-perubahan yang diharapkan segera dilaporkan (kembali) ke Bapak Presiden,” pungkas Airlangga.(CNN)